Bersabarlah Dengan Kefuturan
Jika ditanya apa yang paling berat dan susah pada saat ini, maka jawabku adalah "KEFUTURAN". Jika disoal padaku mengapa? Maka jawabku kerana aku telah mula merasakan saat naiknya iman, maka aku pun(sebagai seorang yang bukan ma'sum-terpelihara dari dosa-) harus pula merasakan turunnya iman. Dan detik merasakannya pula bukanlah satu detik yang menasyikkan atau mengenakkan, tetapi satu detik yang penuh siksa dan kejahilan, seolah-olah aku belum pernah ditarbiya, seolah-olah aku belum pernah didengarkan dengan satu pun ayat-ayat suci al-Quran(ini hiperbola). Maaf, nadaku mungkin ke-Indonesia-an, tapi aku kira tidak mengapa, kerna bahasa itu urusan ke-2 bukan yang pertama.
Oleh kerana itu, aku mengambil iktibar atas kefuturan-kefuturanku yang lalu. Dan memohon kepada Allah agar tidak menguji aku dengan kefuturan yang tidak betah aku tangani. Takut-takut, ujian kefuturan itu menewaskanku lagi. Tiap-tiap manusia yang bukan ma'sum itu imannya turun dan naik. Namun, harapanku, nilai minimum skala y ku bukanlah pada kadar negatif atau kosong. Amin. Moga2 di kala cuti- walaupun tidak panjang- aku akan menang dan tidak kecundang. Begitu juga teman-teman keseluruhannya, InsyaAllah.
Ya Muqallibal Qulub Thabbit Qulubana 'ala Dinik wa'ala Tha'atik wa'ala Jihadifisabilik
nada main-main: hahahahahaha (oppss sorry tergelak banyak) nada ke-indonesia-an ya buk? Ngak apaan sih. kami orang malaysia sudah faham sama bahasa indonesia.hahahaha
ReplyDeletenada serius: you better be prepared for IPK utk intec lepas kita naik cuti ni!
Makasih atas "ugutannya".Mungkin baru bacain ini pada sehari sebelu pulang ke banting..haha
ReplyDelete